Mari Saling Makan !!!

Jangan sungkan untuk komen di posting & vote polling !!
Saya nantikan kontribusi Anda !!!

Jumat, 02 Desember 2011

Alangkah Lucunya "Negeri Ini"

Selamat datang di "Hidangan" kedua saya. Hidangan ini adalah sebuah opini personal yang membicarakan tentang film bertema pendidikan berjudul “Alangkah lucunya (negeri ini)” yang dirilis oleh Deddy Mizwar. Ini adalah sebuah film yang menggambarkan pahit – manisnya kehidupan dan kenyataan – kenyataan disekitar kita yang lebih sering kita abaikan. Bercerita tentang seorang sarjana S1 bernama Muluk yang tidak kunjung mendapatkan pekerjaan dan interaksinya dengan para pencopet jalanan yang pada akhirnya akan mengubah jalan hidup masing – masing. Yah, daripada basa - basi lagi, "SELAMAT MAKAN !!"




Pertama kali melihat intro dari film ini, saya sudah cukup terkesan karena tidak seperti film Indonesia sekarang yang sudut pandang kameranya terkesan monoton, sudut pandang kamera yang ditampilkan oleh film ini cukup beragam serta tidak terasa dipaksakan, atau lebih tepatnya alur kamera film ini mengalir dengan apik. Yang kedua saya perhatikan adalah akting dari para pemainnya. Menurut pengalaman saya dalam menyaksikan film – film yang dibuat oleh Indonesia ini, saya merasa para pemain – pemain memiliki ekspresi yang kurang pas, terkadang bahkan terasa berlebihan. Tetapi akting pemain di dalam film ini sangat pas, benar – benar terasa riil yang menyebabkan impact dari cerita benar – benar mengena kepada penonton. Selanjutnya yang akan saya komentari adalah setting tempat yang dipakai, tidak dibuat – buat dan benar – benar apa adanya. Ketika setting cerita diharuskan di tempat kumuh, setting yang digunakan benar – benar pas.

Selanjutnya adalah jalan cerita yang dimiliki oleh film ini. Jalan cerita yang ditampilkan benar – benar apik dan mengalir dengan lancar, serta humor – humor yang diselipkan diantara cerita benar – benar pas dan mengundang tawa. Tetapi ketika saya lihat kembali, humor yang ditertawakan sebenarnya adalah sebuah “pesan” tersirat yang menunjukkan kebobrokan negeri ini. Contoh, pada scene awal ketika Muluk melewati pasar, di kanan – kiri terlihat orang yang menjual hal – hal aneh dan bersifat tidak logis, seperti orang berjualan batu yang memiliki khasiat tahan pedang dan tembakan, orang yang berjualan air kencing untuk mengobati rematik dan memberikan bonus undur-undur, orang yang meramal dengan dasar hadist, padahal jelas – jelas mereka itu menipu, tetapi tetap saja ada orang yang mengelilinginya bahkan ada orang yang membeli. Ini adalah pesan tersirat yang disampaikan oleh film ini kepada penonton tentang perlunya pendidikan dikalangan rakyat yang kurang mampu.

Topik yang akan saya komentari masih tetap tentang kebobrokan negeri yang ditampilkan secara tersirat oleh film ini. Seperti sempitnya lapangan pekerjaan yang terdapat dinegeri ini, bahkan seorang sarjana S1 seperti Muluk pun kesusahan dalam mendapatkan pekerjaan. Bahkan salah satu tokoh yang dalam film ini pun mengatakan bahwa “pendidikan itu nggak penting” dalam mencari pekerjaan. Padahal tokoh yang mengatakan kalimat tersebut adalah seorang haji, dan bukankah ajaran Islam menyatakan bahwa umat manusia haruslah selalu mencari ilmu hingga akhir hayatnya ? inilah satu lagi contoh tentang kebobrokan negeri. Kemudian, ada seorang tokoh yang bernama Jupri, seorang “calon” anggota DPR. Menurut saya, bagaimana mungkin orang tersebut bisa mencalonkan diri menjadi anggota DPR, yang berperan sebagai wakil rakyat padahal orang itu menggunakan laptop hanya untuk bermain game dan melihat screensaver ikan berenang dalam akuarium. Ini menunjukkan bahwa negeri ini sedang diliputi KEGILAAN, dimana orang berpendidikan tidak dihargai, dimana masyarakatnya menganggap pendidikan itu tidak penting, terlebih lagi dimana orang seperti Jupri bisa mencalonkan diri sebagai anggota DPR. Tetapi dalam segi positifnya, film ini juga menunjukkan sifat – sifat seperti kerja keras, ketekunan, kreatifitas, dan keagamaan.

Kemudian adalah isi ceritanya, seperti dilema yang dialami oleh berbagai macam tokoh, seperti Muluk, apakah ia harus melanjutkan bisnisnya dengan para pencopet walaupun itu adalah uang haram, lalu dilema para pencopet yang bingung ingin tetap mencopet atau memulai usaha yang halal benar – benar membuat saya berpikir. Negeri ini benar – benar perlu bantuan. Para pencopet rata – rata adalah anak – anak dalam umur belasan yang seharusnya sedang menuntut ilmu serta bermain dengan temannya, bukan mencopet yang dimana resikonya adalah dikeroyok hingga tewas. Setelah itu acara – acara tv yang ditampilkan dalam film ini kebanyakan adalah acara kuis berhadiah, acara undian, acara ramalan nasib, serta acara polling atau penawaran jasa lewat sms. Ini menunjukkan betapa tersesatnya masyarakat negeri ini dimana mereka terlalu menggantungkan diri pada hal yang tidak pasti. Kemudian adalah “wajah” pemerintah atau wakil rakyat yang ditampilkan dalam film ini yang sebagian besar menampilkan korupsi serta wakil rakyat yang hanya mementingkan diri sendiri seperti Jupri menunjukkan betapa jeleknya pandangan masyarakata kita terhadap pemerintah.

Yang terakhir adalah ending-nya. Ending yang benar – benar mengiris hati, seperti adegan dimana seorang pencopet bernama Glenn pada akhirnya ketahuan dan kemudian dikejar massa, lalu adegan dimana beberapa pencopet mencoba bekerja secara halal yaitu dengan ngasong yang tetap saja pada akhirnya bermasalah dengan aparat, kemudian Muluk yang mengorbankan dirinya untuk menolong anak – anak tersebut adalah adegan yang sangat membuat miris. Pada adegan ini, dimana ada seorang bencong yang tertangkap oleh aparat, pengasong serta pengamen yang hanya berusaha bekerja secara halal ditangkap dan barang – barangnya disita, kemudian masih banyak lagi.
Catatan saya:
  1. Film ini berhasil mengangkat permasalahan mendasar bangsa ini dengan mengedepankan konflik batin yang terjadi, yaitu pendidikan dan kemiskinan
  2. Pertanyaan masalah halal dan haram juga jadi sangat mendasar setelah melihat kenyataan yang terpampang, apakah boleh menerima uang haram dari hasil yang halal dan bertujuan baik ? Sedangkan kalau tidak diterima, maka orang tersebut tidak akan dapat hidup dan tidak memperoleh penghasilan ? Apabila tidak dikerjakan, maka tidak akan ada perbaikan moral dan pendidikan yang terjadi. Pertanyaan ini masih menjadi PR sampai film ini selesai
  3. Dedi Mizwar telah berhasil meramu film yang penuh dengan komedi dan pesan-pesan moral secara apik untuk ditampilkan dalam film ini. Mudah-mudahan pemimpin kita bisa melihat film ini dan mengambil hikmah serta melaksanakan tindakan nyata untuk mengatasi permasalahan yang ada.
  4. Sebagai catatan akhir, saya merekomendasikan seluruh pembaca untuk menyaksikan film ini :).
Saya rasa opini yang saya jabarkan sudah cukup. Berikut ini adalah cuplikan – cuplikan kalimat dari film ini yang saya anggap sangat menarik :

“Kalian terganggu dengan para pengemis dan pengasong ? tetapi tidak terganggu oleh para koruptor yang memiskinkan kalian ?!” oleh Muluk kepada aparat.

“Ini Negara bebas, yang mau nyopet, nyopet. Yang mau ngasong, ngasong” oleh Komet.

“Emak bapak lo aja gak percaya sama elo, apalagi gue” kata seorang warga kepada Jupri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar